Laporan Praktikum Fluida
SABUN DAN TEGANGAN PERMUKAAN
Oleh:
1. Dza’ina Dzuun Ni’mah (123654210)
2. Widya Astutik (123654221)
3. Indraini Ida Safitri (123654235)
4. Milda Dwi Lestari (123654243)
5. Noer Indria Chriswanti (123654245)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
2014
ABSTRAK
Telah kami
lakukan percobaan “Sabun dan Tegangan Permukaan” di Laboratorium Sains UNESA
pada tanggal 5 Mei 2014 yang bertujuan untuk mengamati dan mengukur tegangan
permukaan, serta menentukan pengaruh konsentrasi detergen terhadap tegangan
permukaan. Dalam percobaan ini, kami menggunakan variabel manipulasi yaitu
konsentrasi detergen dalam air dan massa kawat geser, variabel kontrol yang
kami gunakan yaitu panjang kawat loop, dan volume air, sedangkan variabel
respon yang kami gunakan adalah tegangan permukaan. Metode percobaan yang kami
lakukan adalah mengukur panjang kawat
dengan mistar. Menimbang kawat geser dengan menggunakan neraca ohaus, mengisi tiap-tiap gelas beker dengan air 500 ml. Memasukkan detergen ke dalam gelas A
sebanyak 30 ml, ke dalam gelas B sebanyak 60 ml, dank e dalam gelas C sebanyak 90
ml, mengaduk kedua larutan detergen dengan spatula, memasukkan kawat loop ke
dalam larutan A, B, dan C. Mengangkat kawat, kemudian mengamati arah pergerakan
kawat. Saat
menggunakan kawat geser dengan massa 1,2 gram, didapatkan tegangan permukaan
sebesar 0,98 baik dalam larutan detergen cair dengan konsentrasi 6%, 12% dan
18%. Adapun lamanya waktu, ketika lapisan gelembung pada kawat loop pengukur
tegangan pecah adalah 8 sekon pada konsentrasi 6%, 7 sekon pada konsentrasi 12%
dan 15 sekon pada konsentrasi 18%.Dari
hasil percobaan tersebut membuktikan bahwa konsentrasi lautan tidak berpengaruh
terhadap tegangan permukaan. Sehingga hasil yang diperoleh dari ketiga
konsentrasi detergen adalah sama. Semakin
tinggi konsentrasi detergen maka semakin lama pula waktu gelembung detergen
pada kawat loop akan mengkerut pecah.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari, peristiwa
yang menarik seringkali terjadi di sekitar kita. Mulai dari tetesan air yang
berbentuk balon dan kaki serangga yang dapat mengapung di atas air. Dua
kejadian tersebut merupakan contoh tegangan permukaan. Tegangan permukaan dapat terjadi karena adanya
gaya-gaya yang bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas antara zat cair
dengan bahan lain. Suatu molekul dalam fase cair dapat dianggap secara sempurna
dikelilingi oleh molekul lainnya yang secara rata-rata mengalami daya tarik
yang sama ke semua arah. Gejala ini yang disebut dengan tegangan permukaan.
Oleh
karena itu dilakukan percobaan penentuan tegangan permukaan dengan menggunakan
larutan sabun dan kawat agar dapat mengetahui nilai tegangan permukaan dari
suatu larutan dan dapat menganalisa fenomen-fenomena yang berhubungan dalam
kehidupan sehari-hari dengan mempelajari tentang tegangan permukaan.
B. Rumusan Masalah
Dari percobaan ini, dapat ditarik
rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan
detergen terhadap tegangan permukaannya?
2. Bagaiamana pengaruh konsentrasi detergen
terhadap lama waktu gelembung pada kawat loop pecah?
C. Tujuan
Berdasarkan percobaan ini, bertujuan
untuk:
1. Mengetahui tegangan permukaan pada
larutan detergen.
2. Mengetahui pengaruh
konsentrasi detergen terhadap lama waktu gelembung pada kawat loop pecah.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
Salah
satu sifat yang dimiliki fluida statis adalah permukaannya punya tegangan.
Tegangan tersebut dinamakan tegangan permukaan. Tegangan
permukaan adalah gaya persatuan panjang yang di kerjakan sejajar
permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan,hal tersebut
karena gaya adhesi lebih kecil dari gaya kohesi antara molekul cairan sehingga
menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan. Yang menjadi
penyebab utama adanya tegangan permukaan adalah gaya kohesi (gaya tarik menarik
molekul sejenis) dari fluida atau zat cair. Setiap
molekul zat cair saling menarik molekul di sekitar mereka. Gaya tarik menarik
ini memicu adanya ikatan yang cukup kuat antar molekul. Apabila
F = gaya (newton) dan L = panjang (m), maka tegangan-permukaan, S dapat ditulis
sebagai S = F/L. Tegangan permukaan zat cair diakibatkan karena gaya yang
bekerja pada zat cair tersebut. Dalam keadaan diam, permukaan zat cair akan
membuat gaya tarik ke segala arah, kecuali ke atas. Hal itulah yang menyebabkan
adanya tegangan permukaan.
Tegangan
Permukaan pada Air
Salah
satu fluida yang kita jumpai setiap hari adalah air (H2O). air
memiliki tegangan permukaan sebesar 72 dyne/cm2 ketika suhunya 250.
Artinya untuk memecahkan tegangan permukaan air sepanjang 1 cm, kita memerlukan
72 dyne. Tegangan permukaan air berbanding terbalik dengan suhunya. Jika suhu
air naik maka tegangan permukaannya semakin kecil. Pendapat bahwa mencuci
pakaian dengan air panas akan lebih bersih adalah benar. Suhu yang tinggi akan
menurunkan tegangan permukaan sehingga air lebih bisa membasahi pori-pori kain
dengan lebih baik. Detergen sekarang banyak terkandung zat surfactan. Zat ini
berfungsi menurunkan tegangan permukaan zat cair sehingga hasil cucian bisa
lebih bersih.
Tegangan
permukaan didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan dengan
panjang permukaan tempat gaya tersebut bekerja. Rumus fisikanya :
Tabel 1. Tegangan Permukaan Beberapa Zat
Zat
|
Tegangan
permukaan (N/m)
|
Air raksa (20oC)
|
0,44
|
Darah, utuh (37oC)
|
0,058
|
Darah, plasma (37oC)
|
0,073
|
Alkohol, ethyl (20oC)
|
0,023
|
Air (0oC)
(20oC)
(100oC)
|
0,076
0,072
0,059
|
Benzena (20oC)
|
0,029
|
Larutan sabun (20oC)
|
0,025
|
Oksigen (-193oC)
|
0,016
|
Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan
a. Jenis
cairan
Pada
umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar, seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar.
Sebaliknya pada cairan seperti bensin karena gaya tarik antara molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya
juga kecil.
b. Suhu
Tegangan
permukaan cairan turun bila suhu naik, karena dengan bertambahnya suhu
molekul- molekul cairan bergerak lebih cepat dan pengaruh interaksi
antara molekul berkurang sehingga tegangan permukaannya menurun.
c. Adanya
zat terlarut
Adanya zat terlarut pada cairan dapat
menaikkan atau menurunkan tegangan permukaan. Untuk air adanya elektrolit
anorganik dan non elektrolit tertentu seperti sukrosa dan gliserin
menaikkan tegangan permukaan. Sedangkan adanya zat- zat seperti sabun,
detergen, dan alkohol adalah efektif dalam menurunkan tegangan permukaan ( Yazid, 2005).
d. Surfaktan
Surfaktan
(surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena
cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan
mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun
merupakan salah satu contoh dari surfaktan.
e. Konsentrasi zat terlarut
Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh
terhadap sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan
larutan. Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan akan
menurunkan tegangan muka, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih
besar daripada didalam larutan.Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam
larutan menaikkan tegangan muka mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih
kecil daripada didalam larutan.
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
A. Rancangan Percobaan
B.
Alat dan Bahan
1.
Gelas beker 500 ml 3 buah
2.
Kawat loop pengukur tegangan permukaan 1 buah
3.
Detergen cair 75
ml
4.
Neraca 1
buah
5.
Air 1000
ml
6.
Gelas ukur 1
buah
7.
Mistar 1
buah
8.
Spatula 1
buah
C.
Variabel
1.
Variabel manipulasi : konsentrasi detergen dalam air, massa kawat geser
2.
Variabel kontrol : panjang kawat loop, volume air
3.
Variabel respon : tegangan permukaan,
D.
HIPOTESIS
Semakin
tinggi konsentrasi detergen, maka tegangan permukaan semakin kecil.
E.
Langkah Kerja
1.
Mengukur panjang kawat dengan mistar.
2.
Menimbang kawat loop dengan menggunakan neraca
ohaus.
3.
Mengisi tiap-tiap gelas beker dengan air 500
ml.
4.
Memasukkan detergen ke dalam gelas A sebanyak 30 ml, ke dalam gelas B sebanyak 60 ml, dan ke dalam gelas C sebanyak 90 ml.
5.
Mengaduk kedua larutan detergen dengan
spatula.
6.
Memasukkan kawat loop ke dalam larutan A,
kemudian mengangkat kawat.
7.
Mengamati arah pergerakan kawat.
8. Mengulangi langkah 6 dan 7 pada gelas B dan C.
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan didapatkan data sebagai berikut:
L
= 6 cm
Tabel 2. Tabel
hasil pengamatan
No.
|
Konsentrasi
%
|
Massa
(m±0,1) gram
|
Tegangan
permukaan (ɤ)
|
Waktu
(t±1) s
|
1.
|
6
%
|
a. 1,2
b. 0,8
c. 0,6
|
a. 0,98
b. 0,65
c. 0,49
|
a. 8
b. 9
c. 9
|
2.
|
12
%
|
a. 1,2
b. 0,8
c. 0,6
|
a. 0,98
b. 0,65
c. 0,49
|
a. 7
b. 13
c. 13
|
3.
|
18
%
|
a. 1,2
b. 0,8
c. 0,6
|
a. 0,98
b. 0,65
c. 0,49
|
a. 15
b. 10
c. 15
|
B. Analisis
Berdasarkan
tabel data hasil percobaan di atas diketahui bahwa panjang kawat geser adalah 6
cm. Saat menggunakan kawat geser dengan massa 1,2 gram, didapatkan tegangan
permukaan sebesar 0,98 baik dalam larutan detergen cair dengan konsentrasi 6%,
12% dan 18%. Adapun lamanya waktu, ketika lapisan gelembung pada kawat loop
pengukur tegangan pecah adalah 8 sekon pada konsentrasi 6%, 7 sekon pada
konsentrasi 12% dan 15 sekon pada konsentrasi 18%.
Saat
menggunakan kawat geser dengan massa 0,8 gram, didapatkan tegangan permukaan
sebesar 0,65 baik dalam larutan detergen cair dengan konsentrasi 6%, 12% dan
18%. Adapun lamanya waktu, ketika lapisan gelembung pada kawat loop pengukur
tegangan pecah adalah 9 sekon pada konsentrasi 6%, 13 sekon pada konsentrasi
12% dan 10 sekon pada konsentrasi 18%.
Saat
menggunakan kawat geser dengan massa 0,6 gram, didapatkan tegangan permukaan
sebesar 0,49 baik dalam larutan detergen cair dengan konsentrasi 6%, 12% dan
18%. Adapun lamanya waktu, ketika lapisan gelembung pada kawat loop pengukur
tegangan pecah adalah 9 sekon pada konsentrasi 6%, 13 sekon pada konsentrasi
12% dan 15 sekon pada konsentrasi 18%.
Berdasarkan grafik di
atas, diketahui bahwa dengan massa kawat geser yang sama, tegangan permukaan
bernilai sama baik pada konsentrai 6%, 12% dan 18%. Adapun tegangan permukaan
untuk kawat geser dengan massa 1,2 gram adalah 0,98. Sedangkan tegangan
permukaan untuk kawat geser dengan massa 0,8 gram adalah 0,65 dan tegangan
permukaan untuk kawat geser dengan massa 0,6 gram adalah 0,49.
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil percobaan
yang telah kami lakukan bahwa tegangan permukaan kawat geser dengan massa 1,2
gram sebesar 0,98 dalam larutan detergen dengan konsentrasi 6%, 12% dan 18%.
Nilai tersebut didapatkan dari hasil hitung menggunakan rumus tegangan
permukaan. Sehingga hasil yang diperoleh dari ketiga konsentrasi detergen
adalah sama. Namun yang membedakan adalah lamanya waktu yang dibutuhkan gelembung
sabun pada kawat loop saat pecah, yaitu 8 sekon pada konsentrasi 6%, 7 sekon
pada konsentrasi 12% dan 15 sekon pada konsentrasi 18%. Hal tersebut terjadi
karena gelembung detergen memiliki dua selaput
tipis pada permukaannya dan diantara kedua selaput tipis tersebut terdapat
lapisan air tipis. Adanya tegangan permukaan menyebabkan selaput berkontraksi
dan cenderung memperkecil luas permukaannya. Ketika selaput air detergen
berkontraksi dan berusaha memperkecil luas permukaannya, timbul perbedaan tekanan
udara di bagian luar selaput (tekanan atmosfir) dan tekanan udara di bagian
dalam selaput. Tekanan udara yang berada di luar selaput turut mendorong
selaput air detergen ketika ia melakukan kontraksi, karena tekanan udara di
bagian dalam selaput lebih kecil. Setelah selaput berkontraksi, maka udara di
dalamnya (udara yang terperangkap di antara dua selaput) ikut tertekan,
sehingga menaikkan tekanan udara di dalam selaput hingga tidak terjadi
kontraksi lagi. Dengan kata lain, ketika tidak terjadi kontransi lagi, besarnya
tekanan udara di antara dua selaput sama dengan jumlah tekanan atmosfir dengan
gaya tegangan permukaan yang mengerutkan selaput. Artinya, semakin tinggi keonsentrasi detergen
maka semakin lama pula waktu gelembung detergen pada kawat loop akan
mengkerut/pecah. Sedangkan pada konsentrasi detergen 12% memiliki waktu yang lebih
cepat daripada konsentrasi detergen 6%, yaitu secara berurutan 7 sekon dan 8
sekon. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yang ada. Hal tersebut dapat
terjadi karena kurang telitinya praktikan dalam menggunakan alat.
Pada percobaan yang kedua, kami menggunakan
kawat geser dengan massa 0,8 gram. Diperoleh tegangan permukaan sebesar 0,65
dengan konsentrasi detergen 6%, 12% dan 18%. Nilai tersebut didapatkan dari
hasil hitung menggunakan rumus tegangan permukaan. Sehingga hasil yang
diperoleh dari ketiga konsentrasi detergen adalah sama. Lamanya waktu ketika
lapisan gelembung pada kawat loop pengukur tegangan pecah adalah 9 sekon pada
konsentrasi 6%, 13 sekon pada konsentrasi 12% dan 10 sekon pada konsentrasi
18%. Hal tersebut terjadi karena gelembung
detergen memiliki dua selaput tipis pada permukaannya dan diantara kedua
selaput tipis tersebut terdapat lapisan air tipis. Adanya tegangan permukaan
menyebabkan selaput berkontraksi dan cenderung memperkecil luas permukaannya.
Ketika selaput air detergen berkontraksi dan berusaha memperkecil luas
permukaannya, timbul perbedaan tekanan udara di bagian luar selaput (tekanan
atmosfir) dan tekanan udara di bagian dalam selaput. Tekanan udara yang berada
di luar selaput turut mendorong selaput air detergen ketika ia melakukan
kontraksi, karena tekanan udara di bagian dalam selaput lebih kecil. Setelah
selaput berkontraksi, maka udara di dalamnya (udara yang terperangkap di antara
dua selaput) ikut tertekan, sehingga menaikkan tekanan udara di dalam selaput
hingga tidak terjadi kontraksi lagi. Dengan kata lain, ketika tidak terjadi
kontransi lagi, besarnya tekanan udara di antara dua selaput sama dengan jumlah
tekanan atmosfir dengan gaya tegangan permukaan yang mengerutkan selaput. Artinya, semakin tinggi keonsentrasi detergen
maka semakin lama pula waktu gelembung detergen pada kawat loop akan
mengkerut/pecah. Sedangkan pada konsentrasi detergen 12% memiliki waktu lebih
lama daripada konsentrasi detergen 18%, yaitu secara berurutan 13 sekon dan 10
sekon. Sehingga hal tersebut tidak sesuai dengan teori yang ada dan dapat
terjadi karena kurang telitinya praktikan dalam menggunakan alat.
Pada percobaan yang
ketiga, kami menggunakan kawat geser dengan massa 0,6 gram. Diperoleh tegangan
permukaan sebesar 0,49 dengan konsentrasi detergen sebesar 6%, 12% dan 18%. Nilai
tersebut didapatkan dari hasil hitung menggunakan rumus tegangan permukaan.
Sehingga hasil yang diperoleh dari ketiga konsentrasi detergen adalah sama.
Lamanya waktu ketika lapisan gelembung pada kawat loop pengukur tegangan pecah adalah
9 sekon pada konsentrasi 6%, 13 sekon pada konsentrasi 12% dan 15 sekon pada
konsentrasi 18%. Hal tersebut terjadi karena gelembung
detergen memiliki dua selaput tipis pada permukaannya dan diantara kedua
selaput tipis tersebut terdapat lapisan air tipis. Adanya tegangan permukaan
menyebabkan selaput berkontraksi dan cenderung memperkecil luas permukaannya.
Ketika selaput air detergen berkontraksi dan berusaha memperkecil luas
permukaannya, timbul perbedaan tekanan udara di bagian luar selaput (tekanan
atmosfir) dan tekanan udara di bagian dalam selaput. Tekanan udara yang berada
di luar selaput turut mendorong selaput air detergen ketika ia melakukan
kontraksi, karena tekanan udara di bagian dalam selaput lebih kecil. Setelah
selaput berkontraksi, maka udara di dalamnya (udara yang terperangkap di antara
dua selaput) ikut tertekan, sehingga menaikkan tekanan udara di dalam selaput
hingga tidak terjadi kontraksi lagi. Dengan kata lain, ketika tidak terjadi
kontransi lagi, besarnya tekanan udara di antara dua selaput sama dengan jumlah
tekanan atmosfir dengan gaya tegangan permukaan yang mengerutkan selaput. Artinya, semakin tinggi keonsentrasi detergen
maka semakin lama pula waktu gelembung detergen pada kawat loop akan
mengkerut/pecah. Sehingga hasil tersebut sesuai dengan teori yang ada.
BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1.
Semakin tinggi konsentrasi larutan detergen berpengaruh terhadap tegangan permukaan. Sehingga hasil yang
diperoleh dari ketiga konsentrasi detergen adalah sama.
2. Semakin tinggi keonsentrasi
detergen maka semakin lama pula waktu gelembung detergen pada kawat loop akan
mengkerut pecah.
DAFTAR
PUSTAKA
Admin.
Tegangan Permukaan, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Tegangan_permukaan, diakses pada 9 April 2014).
Giancoli,
Douglas C. 2001.
Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Mutmainna, Atiah. 2013. Tegangan Permukaan, (Online),
(http://atiahmutmainna.blogspot.com/2013/01/tegangan-permukaan.html, diakses pada 9 April 2014).
Saputra, Rio Bambang. 2013. Tegangan Permukaan dan
Kapilaritas, (Online), (http://phisiceducation09.blogspot.com/2013/04/tegangan-permukaan-dan-kapilaritas.html, diakses pada 9 April 2014).
TIM. 2014. Panduan Praktikum Fluida. Surabaya:
universitas Negeri Surabaya.
good job mbakkk :)
BalasHapusterima kasih penelitiannya sangat membantu
BalasHapusmaaf numpang copas gan :)
BalasHapusnice research gan (y)
BalasHapusya sama2. nuhun :)
BalasHapusmohon boleh copas pembasannya ya..
BalasHapussilahkan, monggo.
Hapus